Showing posts with label extra story. Show all posts
Showing posts with label extra story. Show all posts

Migrasi!

Friday, December 27, 2013


Saya memutuskan untuk menghentikan update blog ini, dan migrasi ke blog baru yang juga merupakan blog personal. Migrasi ini saya anggap sebagai sebuah tanda sebuah keputusan. Yaitu keputusan untuk migrasi ke software-software FOSS (Free and Open Source Softwares). Sama-sama migrasi. Kali ini keinginan saya untuk menggunakan Linux dan aplikasi-aplikasinya jauh lebih kuat ketimbang yang saya lakukan beberapa tahun lalu.

Alasan pindah ke Linux?

Yang membuat saya ingin meninggalkan software-software yang biasa saya gunakan adalah munculnya produk CC (Creative Cloud) dari Adobe yang merupakan pengganti atau penerus produk CS (Creaative Suite). Sistem terbaru dari Adobe ini memungkinkan produk-produk softwarenya (termasuk Photoshop) akan digunakan dengan metode komputasi awan. Maksud komputasi awan adalah pemanfaatan teknologi komputer dan aplikasi berbasis internet, jadi koneksi internetnya harus kenceng.

Apanya yang gak disukai?

Metode pembayarannya...  Kalau versi-versi sebelumnya, jika kita akan menggunakan Photoshop secara legal, kita harus membeli lisensinya. Tapi untuk versi baru ini kita diharuskan membayar berlangganan perbulan. Lalu jika kita berhenti membayar, maka software itu tidak bisa kita gunakan kecuali kalau kita mencurinya dengan melakukan cracking. Metode pembayaran inilah yang saya sangat gak suka. Harga yang dipatok pihak Adobe untuk Photoshop CC adalah 20 dollar perbulan dan dilakukan secara online. Saat ini kita masih bisa menggunakan produk Adobe versi CS, tapi pada saatnya nanti versi CS akan ditinggalkan dan tidak disupport oleh Adobe lagi. Dan kita dipaksa terus membayar untuk menggunakan softwarenya. Mohon maaf, saya tidak bermaksud membenci Adobe, bagaimanapun Photoshop adalah software yang sangat bagus, saya mengakuinya.

Proses migrasi

Memang kita bisa saja menggunakan Photoshop CC atau software Adobe lain tanpa membayar, yaitu menggunakan versi bajakan. Tapi saya tidak tertarik, masa' iya sampai mati mau makai bajakan, saya pilih untuk migrasi ke piranti lunak yang memang para pengembangnya mengikhlaskan untuk digunakan secara bebas. Dan untuk proses migrasi ini juga gak bisa saya lakukan seketika, tapi sedikit demi sedikit dengan tetap berusaha memantapkan niat untuk menyesuaikan diri. Blog yang baru beralamatkan di m-faqeeh.blogspot.com.
Continue Reading...

Baru Saja Menyelesaikan Revisi Film Dokumenter

Wednesday, September 4, 2013


Film Dokumenter tentang seni tari beladiri "Gong Cik" atau "nCak-nCik". Sejak hampir setahun yang lalu, kami memulai produksi film ini. Sebenarnya kemarin sebelum bulan Ramadhan, film ini sudah selesai dan kami bedah pada acara Megengan 2013 yang sekaligus menjadi ajang pementasan seni Gong Cik dan yang lainnya. Akan tetapi setelah itu kami merevisi sebagian isinya setelah mendapatkan berbagai tanggapan dari teman-teman pegiat seni dan penggemar film di Kabupaten Pati. Kesenian Gong Cik ini adalah seni pertunjukan yang menggabungkan olahraga beladiri, koreografi seni tari, dan musik tradisional. Dulu pernah berjaya pada masanya, lalu redup. Dan suatu ketika teman-teman saya berusaha menghidupkan lagi seni tradisi ini untuk dipertunjukkan dalam acara Gosek Tontonan #10 di kecamatan Trangkil. Kami pun menghubungi para orang tua yang dulu ketika masa mudanya pernah menggeluti kesenian ini untuk sebisa mungkin melatih kami.

Dan akhirnya usaha kami membuahkan hasil. Selain mempelajari, kami juga merekrut adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah untuk ikut mempelajari dan mementaskannya di berbagai acara komunitas kesenian maupun acara di desa kami sendiri seperti pada malam satu Suro atau malam tahun baru Hijriyyah yang sudah bertahun-tahun tak diadakan lagi.

Gong Cik, nCak nCik, Lapak Seni
Pementasan Gong Cik pada acara Lapak Seni di Juwana
Beberapa dokumentasi yang kami kumpulkan dari berbagai acara yang mementaskan Gong Cik, kami gunakan untuk produksi film dokumenter ini. Kami pun menambahi dengan wawancara terhadap para senior kesenian ini, selain itu juga dari pengamat sejarah di komunitas kami. Rencananya kami akan mengikutkan film ini ke Festival Film di Kabupaten Pati dan kemudian ke Provinsi Jawa Tengah.

Link

Selengkapnya tentang Gong Cik:
Continue Reading...

Sedang Belajar Wordpress Selfhosted

Saturday, August 17, 2013


Saya memang sempat beberapa kali kepikiran pengen membuat blog yang lebih profesional, berplatform wordpress dengan self hosted dan domain sendiri. Kemudian mengisinya dengan tutorial-tutorial desain grafis. Selain berbagi ilmu, juga sebagai pembelajaran diri sendiri. Namun niat itu beberapa kali juga saya urungkan, salah satu penyebabnya adalah merasa belum mampu menyewa hosting dan domain.

Terlalu bingung dengan tujuan ngeblog pun bisa menghambat niat ini. Misalnya berpikir apakah nantinya ngeblog untuk mencari duit, contohnya  dengan Adsense. Ataukah untuk promosi jasa dan sebagainya. Beberapa pilihan itu akhirnya membingungkan sendiri. Belum lagi kalau misalnya berkeinginan untuk meraup dollar dengan Adsense, karena masih awam nanti akan dibingungkan lagi dengan teori-teori yang bertebaran.

Saya kadang melihat beberapa blogger yang sudah sukses, dulunya awal ngeblog ya hanya ngeblog aja. Gak terlalu pusing memikirkan tujuan atau apa. Walaupun sebenarnya malah bagus kalau tujuan dan langkah sudah ada dan mantap. Tapi kadang yang dialami belum tentu sesuai teori. Ada yang awalnya blogger asal, lalu keranjingan ngutak-atik template, dan kemudian jadi mahir dan akhirnya dia jualan template sekaligus menerima pesanan.

Dan akhirnya saya wujudkan niat untuk mengelola blog wordpress dengan selfhosted dan domain sendiri  ini tanpa memusingkan nanti akan dibawa kemana. Yang penting bisa memberi manfaat untuk orang lain. Menggunakan hosting di DapurHosting, karena memang saya belum mampu membeli paket hosting di Hostgator yang kata orang sangat handal. Hanya saja saya masih sangat pemula sehingga perlu bahkan wajib untuk belajar menggunakan blog baru tersebut. Harapan saya, semoga lancar ke depannya. Amin.
Continue Reading...

Trik Crop Image di Adobe Illustrator

Thursday, March 7, 2013


Ketika bekerja dengan Adobe® Illustrator®, kita akan disibukkan dengan vektor. Namun terkadang adakalanya kita butuh menggunakan gambar berbasis raster. Dan mungkin juga kita perlu memotong gambar tersebut. Kita bisa saja menggunakan fasilitas Clipping Mask pada Adobe Illustrator dengan menyeleksi image sekaligus objek penge-crop-nya kemudian klik menu Object > Clipping Mask > Make (Ctrl + 7). Tapi sebenarnya teknik ini tidak benar-benar menghapus bagian image di luar area crop. Melainkan hanya menyembunyikannya. Ini tergantung kebutuhan kita, jika dirasa cukup ya tidak masalah. Namun jika kita meng-export-nya ke format JPEG, maka bagian yang tersembunyi oleh clipping mask akan tetap ikut ter-export dengan tertutup warna putih. Berbeda jika kita menggunakan fasilitas PowerClip pada software CorelDRAW®, selain ter-crop juga tidak akan ada area putih jika di-export. Dan juga masih bisa diedit content-nya.

Nah, sebenarnya ada trik untuk melakukan crop yang benar-benar crop di Adobe Illustrator. Bagian yang tidak digunakan benar-benar dibuang dan tidak akan mengganggu jika kita melakukan export. Akan tetapi kelemahan trik ini kita tidak bisa mengedit content-nya seperti fasilitas PowerClip di CorelDRAW. Kemarin saya gunakan trik ini untuk menulis tutorial di situs Tutorial Lounge. Berikut adalah cuplikannya:

Pertama
Atur posisinya sesuai kebutuhan


Kedua
Siapkan objek yang akan digunakan untuk melakukan crop. Dalam kesempatan ini saya menggunakan Rectangle. Atur posisinya, dan juga kurangi Opacity-nya sampai 0%.


Ketiga
Seleksi kedua objek, yaitu image yang akan di-crop dan path yang akan digunakan untuk melakukan crop. Kemudian klik menu Object > Flatten Transparency, atur kualitasnya menjadi 100% High Resolution. Kemudian klik OK dan Ungroup hasilnya. Dan kita bisa membuang bagian yang tidak digunakan, yaitu area diluar area crop.


Trik ini kemaren saya gunakan di tutorial menggambar kompas dengan background sebuah peta tua.

Link Tutorial

Jika ingin membaca dan mengikuti tutorial menggambar kompas yang saya ceritakan tadi, silakan ikuti link ini:
Continue Reading...

Ketika Shortcut di Photoshop Mendadak Lumpuh

Tuesday, January 29, 2013

Suatu ketika, saya menggunakan sebuah komputer dengan fresh install. Maksudnya komputer lama tapi diinstall ulang. Saya membuka Photoshop dan menggunakannya seperti biasanya. Tapi ada yang terasa aneh, pada waktu-waktu yang tidak ditentukan beberapa shortcut tidak bisa digunakan. Dan kadang juga mendadak shortcut-shortcut tersebut bisa digunakan kembali.



Gini lho kronologisnya :

Keluhan : Tidak bisa melakukan shortcut pada Photoshop untuk akses tool, undo history dan shortcut-shortcut sebagainya.
Dugaan : Kena malware atau sesuatu yang menyebabkan ke-error-an pada keyboard atau ke-error-an pada Photoshop.


Selanjutnya diketahui gejala berikut ini : Gak sengaja melirik ke language bar, ternyata setting layout keyboard pada language bar sering berubah pada posisi Arabic tanpa diketahui oleh user. Ini mengakibatkan tidak bisanya aplikasi shortcut keyboard saat mengoperasikan Photoshop.

Switch Arabic Input

Pertanyaan yang muncul : Jin mana yang usil melakukan switch input language hingga posisi menjadi Arabic yang mengakibatkan tidak bisanya aplikasi shortcut Photoshop?


Kecurigaan yang terwujud : Ketidak sengajaan shortcut (di luar shortcut Photoshop) yang mengakibatkan switch input language ke posisi Arabic.


Langkah yang ditempuh : Masuk ke setting input language, terserah mau masuk lewat mana yang penting nyampe. Lalu masuk ke Preferences > Key Settings. Highlight pada Switch between input languages, lalu masuk Change Key Sequence. Nah di sini ter-set Switch input language secara default menggunakan Left Alt + Shift. Matikanlah opsi ini dengan menghilangkan contreng pada Switch input languages. Maka saat mengoperasikan Photoshop tidak akan ada ketidak sengajaan mengubah input language menjadi Arabic yang mengakibatkan tidak bekerjanya shortcut-shortcut.

Setting Input Language

Highlight Switch between input languages

Uncheck Switch input languages

Kesimpulan lain yang didapat dan tak kalah penting : Kok bisa menggunakan Left Alt + Shift yang tadi mengakibatkan terjadinya Switch input language? Ternyata dikarenakan saat mengoperasikan Photoshop, duplikasi objek ke layer baru dilakukan dengan Alt + Drag. Dan karena tangan kanan pegang mouse, jadi Alt yang digunakan adalah Left Alt, karena lebih dekat dengan tangan kiri. Dan selanjutnya karena objek baru hasil duplikasi ingin ditempatkan berjajar dengan sejajar dengan objek asli, maka dibantulah dengan Shift agar nge-drag-nya gak melenceng. Di sini lah terjadi ketidak sengajaan shortcut Switch input language menjadi Arabic dengan penggunaan Left Alt + Shift tersebut.

Continue Reading...

Film Dokumenter

Saturday, September 15, 2012

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
film dokumenter
img src

Beberapa hari yang lalu, saya dan teman-teman memproduksi film dokumenter untuk keperluan lomba tingkat provinsi Jawa Tengah. Karena keterbatasan waktu, kami melakukannya sehari semalam untuk membuat dua film dokumenter masing-masing berdurasi 10 menit.

  • Film pertama berjudul "Pandhe" tentang pekerjaan pandai besi.
Narasumber kami adalah Bapak Jumadi yang tinggal di daerah kami. Menekuni profesi sebagai "pandhe" atau pandai besisejak tahun 1984. Beliau mewarisi usaha yang dirintis oleh leluhurnya secara turun-temurun. Pandai besi adalah pembuat alat-alat pertanian ataupun alat-alat lainnya (umumnya benda tajam) yang berbahan utama besi atau baja dengan cara ditempa, dibakar dan dipukuli saat panas membara untuk menghasilkan peralatan yang sangat berguna. Ada juga proses sepuh, penggerindaan, pengikiran, dan pemasangan kayu pegangan. Peralatan yang diproduksi misalnya sabit, golok, cangkul, pisau, dan lain-lain. Peralatan seperti sabit, akan lebih dipilih bahan baja untuk membuatnya.


Beberapa adegan yang kami ambil gambarnya adalah ketika sutradara kami berbincang dengan narasumber. Yang kemudian dilanjutkan dengan teknik pengambilan gambar secara close ke narasumber. Kemudian proses pembakaran besi, pemukulan besi panas membara yang dilakukan beberapa orang. Dan juga ketika para pekerja melakukan pekerjaannya masing-masing seperti menggerida, mengikir dll.

Berikut beberapa screenshotnya:





  • Film yang kedua berjudul "Pathi" yang meliput pembuatan tepung tapioka.
Narasumber kami adalah saudara Mario. Dia menceritakan proses-proses dari pemotongan ketela dengan cara manual oleh para pekerja, penggilingan ketela, pengendapan dsb. Juga bercerita tentang limbah dari ketela ini (yang disebut "lindur" dalam bahasa setempat) yang masih bisa digunakan lagi untuk bahan makanan ternak, dan yang lagi nge-tren yaitu pembuatan bio ethanol.


Teknik-teknik yang kami lakukan gak jauh beda dengan film "Pandhe"

Berikut beberapa screenshotnya:











Continue Reading...

I Love PATI

Friday, September 7, 2012

Iseng-iseng membuat desain tipografi tentang tanah kelahiran, yaitu kota Pati. Berusaha tampak agak kolosal dan tetep simpel supaya mudah dimengerti. Mungkin yang agak rumit adalah pada huruf A.

I Love PATI Kuluk Kanigoro


Pati adalah nama sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Huruf A di dalam kata “Pati” di atas diambilkan dari bentuk “Kuluk Kanigara (baca: Kanigoro)”, mahkota peninggalan “Kadipaten Pati Pesantenan” (cikal bakal Kabupaten Pati).

Pati is the name of a regency in Central Java Province, Indonesia. The design of letter A of the word “Pati” above is taken from the physical matter of “Kuluk Kanigara”, the headgear of “Kadipaten Pati Pesantenan”, the former Pati Regency

Bentuk dari Kuluk Kanigara:

I Love PATI Kuluk Kanigoro

Desain ini boleh Anda gunakan secara bebas. Silakan apabila dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Baik untuk kepentingan personal maupun proyek komersial. Misalnya untuk disablon di kaos, dicetak di mug, dicetak jadi stiker, atau dijadikan cindera mata lainnya.
Silakan download file Vector EPSnya di link ini.
Licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivs 3.0 United States License.
Continue Reading...

Nyoba Bikin Film Indie

Sunday, May 6, 2012


Film indie, atau independent movie yaitu film yang diproduksi kalangan studio kecil mungkin marak di kalangan anak-anak muda sekarang. Beberapa orang mungkin menganggap ini adalah hobi yang mahal. Tapi saya dan teman-teman sekampung berusaha membuat sehemat mungkin.
Beberapa bulan yang lalu kami membuat film indie ber-genre kolosal Jawa. Memang, walaupun di awal-awal film ini menyuguhkan adegan masa kini, tapi kemudian dilanjut dengan cerita ke masa lalu. Kami berusaha hemat. Mulai dari kostum, kebetulan beberapa di antara kami memiliki pakaian khas Jawa yaitu baju surjan. Kostum yang lain, kami cuma pinjam. Dan untuk membuatnya seolah pakaian kuno perlu sedikit mengakali. Properti-properti pendukung kami buat sesederhana mungkin tanpa meninggalkan unsur seni.

Sebelumnya saya memang pernah ada keinginan (lebih tepatnya hayalan) membuat film. Dan juga yang saya hayalkan memang film kolosal Jawa. Dan saya tidak menyangka ini bisa menjadi kenyataan. Film yang kami buat ini menceritakan sejarah terbentuknya Kadipaten Pati Pesantenan. Pati Pesantenan adalah embrio dari Kabupaten Pati di masa sekarang. Film ini berjudul "Sang Legendaris", yang terinspirasi dari sosok pembentuk Kadipaten ini. Dan pihak pemelihara cagar budaya Genuk Kemiri yang dulunya merupakan lokasi ibu kota Kadipaten Pesantenan sepertinya lebih menyukai untuk menyebut Kadipaten ini dengan istilah Kerajaan. Dan ketika pemerintahan berada di bawah Kerajaan Majapahit barulah mereka mengatakan sebagai kadipaten. Film yang kami buat ini ceritanya memang agak berbeda dengan versi cerita yang biasanya dipentaskan sanggar Kethoprak. Orang-orang kethoprak menyebut sejarah ini terjadi di masa Islam, dan kami menyebut ini terjadi di masa Hindu.

Tentang penelusuran cerita, kurang lebih kami melakukannya selama kurang lebih tiga bulan. Dimulai dari nonton VCD kethoprak yang ceritanya agak kebanyakan guyon. Dilanjutkan dengan browsing-browsing, kemudian nanya pada ahli sejarah baik dari kalangan pengamat cerita rakyat sampai Dinas Budaya dan Seni Kabupaten Pati. Dengan inilah kami mengetahui beberapa sudut pandang sejarah dari versi yang berbeda-beda. Dan kami mengambil sejarah yang kami anggap paling masuk akal yaitu sejarah yang diakui pihak Kabupaten Pati sendiri untuk kami angkat ke dalam film ini.

Syuting perdana kami lakukan pada tanggal 20 Desember 2011. Kami pun akhirnya malah mengulangnya kembali karena kami rasa masih sangat kurang pantas. Yang membuat kami kesulitan adalah masih kakunya akting teman-teman, peralatan yang minim, dan apalagi menyembunyikan perkara modern seperti peralatan listrik macam stop kontak yang tertangkap kamera, dan juga suara motor lewat. Tak mungkin kan pada jaman kolosal ada perkara modern semacam itu....

Salah satu adegan yang kami sukai adalah adegan berikut ini, Ki Dalang Sapanyana melarikan Dewi Rayungwulan dari pernikahannya.


Ada di antara rencana-rencana kami membentuk film ini sedemikian rupa, terkendala minimnya peralatan atau keadaan lain, akhirnya berujung pada penurunan kualitas. Tapi tetap saja film ini mendapat sambutan yang lumayan bagus dari masyarakat kami.

Di film ini, saya berperan sebagai Film Editor dan Desainer Grafis. Dalam hal editing, saya berbekal Ulead Video Studio. Dan untuk menciptakan elemen-elemen grafis pendukung, saya mengandalkan Adobe Photoshop. Yang saya rasakan, cukup menguras energi dan waktu.. Ya, Art takes times.. lumayan untuk pengalaman...

Link Situs

Anda bisa melihat cerita masa-masa pembuatan film ini di blog berikut:

Continue Reading...

Withdraw PayPal ke Bank Muamalat

Friday, June 24, 2011

Kemarin, beberapa hari yang lalu maksudnya, saya baru saja mencoba melakukan withdrawal (penarikan dana) dari PayPal ke bank lokal di Indonesia. Yaitu Bank Muamalat dimana saya memakai rekening shar-e. Saya baru pertama kali melakukan ini.


Sebetulnya caranya sama saja dengan withdrawal ke bank lainnya di Indonesia. Tapi berhubung baru pertama kali, wajar kalau takut salah. Dan lebih salah lagi kalau tak berani mencoba. Harus berani ambil resiko, yaitu apabila ada kesalahan, maka PayPal balance akan dipotong Rp. 50.000 IDR. Kalau masih takut ya gak ada gunanya, harus berani mencoba, trial and error. Yang penting akun PayPal kita sudah verified. Dan kemudian menambahkan "akun Bank" kemudian mulai proses tarik dana.
Setelah login, saya masuk ke:

-Profile > Add/Edit Bank Account
-Profil > Tambah/Edit Rekening Bank
Setelah itu, saya dibawa masuk ke tahap pengisian data-data Bank.

  • Negara (country)
  • Nama pada rekening (Name on account), di sini saya harus memasukkan nama saya yang benar-benar sesuai atau sama dengan nama saya pada Bank yang akan saya transferi dana dari PayPal
  • Nama bank (Bank name), di sinilah saya memasukkan Bank Muamalat Indonesia
  • Kode bank (Bank code), tanpa perlu repot-repot, saya mendapatkan kode Bank Muamalat untuk PayPal dengan cara meng-klik tulisan "Apa ini?" / "What's This?" di sampingnya. Dan kemudian muncul daftar kode-kode bank yang siap dipilih, tinggal pilih lalu copy-paste.
  • Nomor rekening (Account number), di sini saya memasukkan nomor rekening saya di Bank Muamalat.
  • Masukkan ulang nomor rekening (Re-enter account number), memasukkan lagi nomor rekening.

Kemudian tinggal klik Lanjutkan (Continue). Setelah rekening bank tersimpan di profil. Saatnya proses withdraw alias penarikan dana. Tinggal klik Withdraw (Tarik). Setelah itu, PayPal menawari opsi penarikan apakah withdraw ke rekening bank atau ke kartu. Berhubung saya butuhnya ke rekening bank, saya pilih saja "Withdraw funds to your bank account" / "Tarik dana ke rekening bank Anda". Lalu setelah itu PayPal meminta untuk memasukkan berapa jumlah dana yang akan ditransfer ke rekening bank. Tinggal ditulis saja, saya kemarin mencoba 40 USD, yang nantinya akan diconvert menjadi IDR untuk memasuki Bank Muamalat. Berhubung saya withdraw-nya kurang dari Rp. 1.500.000 IDR, saya dikenai potongan fee sebesar Rp. 16.000 IDR. Lalu nunggu beberapa hari rekening bank akan ditransfer kiriman dari PayPal.

Dulu saya sempat bingung dengan kode bank yang berjumlah 7 digit angka. Padahal kode bank yang biasanya kita tahu ada 3 digit angka. Kalau browsing kesana kemari dapat info katanya 4 angka selanjutnya adalah kode cabang dimana kita buka rekening. Lhah, saya pun sempat mendatangi outlet Bank Muamalat di Pati. Hasilnya, mereka malah gak tahu tentang PayPal. Eh, sekarang gak usah mikir pusing lagi. Di situs PayPal sendiri telah menyediakan 7 digit angka yang dimintanya, tinggal pilih. Tinggal klik "What's this?" / "Apa ini?" seperti saya ceritakan di atas. Dan pilihan untuk Bank Muamalat hanya ada satu. Saya pun berpikiran paling-paling ini kode bank yang bisa dipakai seluruh nasabah Bank Muamalat dari Sabang sampai Merauke, gak peduli cabang mana. Jadi ya gak usah takut salah, kita tidak akan pernah tahu sebelum kita mencoba. Dan nyatanya berhasil.

Ada cerita lagi, dalam waktu menunggu proses transfer dana dari PayPal ke rekening bank, saya mencoba mengecek saldo rekening lewat phone banking (saya belum memakai internet banking). Nomor telepon Salam Muamalat sudah ganti dan katanya pindah ke nomor 500016. Tanpa pikir dua kali saya langsung menelpon nomor tersebut. Dan konyolnya malah nyambung ke contact center Pertamina. Sungguh konyol tiada tara. Saya pun bingung, saya putuskan beberapa hari lagi saya akan menelpon lagi. Dan hasilnya sama saja. Padahal saya sudah tidak sabar apakah proses withdrawal berhasil atau gagal hasilnya. Kemudian saya teringat pada nomor phone banking Salam Muamalat yang lama, yang sudah mati duluan, ada nomor depannya 0809. Langsunglah saya coba menambahkan 0809 sebelum 500016. Tapi malah "Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi". Saya coba melihat nomor phone banking Salam Muamalat yang terakhir baru saja diganti, ada nomor depannya juga, tapi beda yaitu 021. Ya saya coba saja pasangkan 021 dengan 500016 menjadi 021500016 dan hasilnya cespleng alias tokcer. Duh, nyoba-nyoba, bikin pulsa jebolll aja! Tapi jebolnya pulsa telah terbayar dengan bertambahnya saldo yang berarti telah berhasilnya proses withdrawal dari PayPal. Jadi settingan yang saya pakai di akun PayPal tadi semuanya benar dan tepat. Langsung deh beberapa saat kemudian meluncur ke ATM, ngambil uang buat beli ban motor yang sudah mulai alus, juga buat beli mouse baru karena mouse lama sudah rusak. Besok-besok lagi, buat upgrade RAM komputer.
Continue Reading...

Pengalaman Pertama Menjual Tutorial Photoshop

Friday, June 3, 2011

menulis
Karena Photoshop adalah salah satu software yang sangat handal dan menjadi andalan para desainer, maka tak heran banyak orang ingin mempelajarinya atau ingin memperdalam keahlian. Maka, mereka pun mengunjungi situs-situs desain untuk mencari tutorial. Diantara situs-situs desain yang populer tersebut ada yang menerima atau mau membeli tutorial Photoshop dari orang lain untuk diposting di situsnya, karena mereka sudah berhasil memonetisasi situs mereka itu.

Saya sendiri mengetahui tentang adanya situs-situs yang berani membayar untuk tutorial Photoshop berkualitas itu dari DesainDigital di salah satu postingnya. Sang pemilik DesainDigital sendiri, Mohammad Jeprie, sudah berkali-kali menulis tutorial Photoshop berkualitas untuk situs-situs populer di dunia. Dan saya pun tertarik juga untuk melakukannya. Yang mungkin menjadi masalah adalah dituntutnya kualitas tinggi untuk tutorial Photoshop tersebut sehingga bisa diterima. Selain itu, berhubung situs internasional, tutorial tersebut harus berbahasa Inggris. Tapi berita baiknya, tentu saja bahasa Inggris yang dibutuhkan tidak sesulit bahasa Inggris untuk untuk menulis artikel karena dibantu dengan gambar-gambar. Dan konsekuensinya harus membuat gambar-gambar pendukung, melakukan capture, sedikit editing dan sebagainya.

Nah, saat memulai untuk menulis tutorial, yang ada di benak saya adalah memikirkan tema atau tentang apa tutorial saya nanti. Tentang painting kah, atau desain interface, atau apa gitu? Setelah ngalor-ngidul dan ngetan-ngulon gak karuan, saya memutuskan membuat tutorial tentang menggambar. Mula-mula saya ingin menggambar ikon 3D jam pasir, tapi saya membatalkannya lantaran belum bisa melakukannya dengan baik. Akhirnya saya menggambar ikon home. Dan ikon home yang saya gambar bergaya "Mac". Desainnya bisa dibilang sederhana. Setelah menyelesaikan desainnya, saya pun mulai menulis tutorialnya. Sebagai pemula, saat ini saya belum tahu bagaimana sebaiknya apakah memang mendesain dulu baru membuat tutorial, atau mendesain sekaligus menulis tutorial.



menulis
Ternyata menulis tutorial tak seringan yang saya bayangkan, paling tidak untuk saat ini, saya masih sangat pemula. Mungkin akan ringan jika dilakukan dengan tidak menuntut kualitas. Saat menulis, tidak jarang saya didera rasa malas yang amat sangat. Dan ini tidak seperti rasa malas makan yang sering saya alami. Rasanya seperti mengulang proses desain dari awal, ditambah mengambil screenshot, dan juga usaha supaya tulisan saya bisa dimengerti orang. Ada juga halangan yang lain yaitu adanya job di dunia nyata. Dan tentunya kegiatan menulis tutorial ini saya tunda, hingga akhirnya saya punya waktu lagi untuk meneruskannya. Saya saat ini memang masih menerima kerjaan di dunia nyata walaupun sudah mulai melangkah untuk berhijrah. Selain itu, sering juga saya mengalami kebuntuan pikiran, ya maklumlah masih pemula sekali, belum apa-apa. Dengan tantangan tersebut, ditambah tertunda gara-gara ada kerjaan di dunia nyata, cukup lama baru saya berhasil menyelesaikan penulisan tutorial tersebut. Mungkin kalau gak salah sekitar tiga bulanan kira-kira. Hahaha.... mungkin penulis profesional akan menertawakan ini, tapi tak apalah. Sudah berhasil menyelesaikan juga merupakan keberhasilan buat saya, apalagi sampai bisa menjualnya ke situs luar negeri. Saya sampai senyum-senyum sendiri di depan komputer saat membaca email bahwa tutorial saya diterima. Dan seharian saya terus-menerus senyum-senyum sendiri.

Saya menjual tutorial tersebut ke situs PhotoshopTutorials.ws. Ada kelebihan dan kekurangan untuk penulis di sana. Kelebihannya antara lain pembayarannya cepat, dan cukup gede juga. Saya sendiri dibayar $150 untuk tutorial pertama saya itu, walaupun si admin bilang sebenarnya mereka tidak terbiasa menerima tutorial tentang menggambar ikon sederhana alias simpel, tapi lantaran dia lihat usaha saya untuk menjelaskan dalam tutorial tersebut terlihat sungguh-sungguh (sampai 50 langkah), akhirnya dia membuat pengecualian kali itu. Setelah saya meng-okay-kan tawarannya membayar $150, dia pun langsung mentransfer via paypal, padahal tutorial saya itu masih harus duduk manis di daftar tunggu yang cukup lama. Tutorial saya dibeli tanggal 1 Juni 2011 dan akan dipublish tanggal 11 Agustus 2011, cukup lama bukan? Dan kalau ada kelebihan tentu ada juga kekurangannya juga, diantaranya adalah kurang tereksposnya si penulis. Selain karena dari sisi layoutnya yang mungkin agak kurang bagus seperti yang diceritakan Mas Jeprie saat meng-comment status saya di Facebook, juga karena keaktifan para pengunjung situs yang tidak seaktif di situs psdtuts+, jadi personal branding si penulis masih kurang terdongkrak. Tapi sejujurnya untuk saat ini saya masih agak kurang pede jika langsung terekspos, ya karena kemampuan saya masih belum bagus. Memang karakter saya lebih "sluman-slumun slamet", Anda akan memahami jika pernah mempelajari pepatah Jawa. Selain itu sebenarnya saya sih masih matre melihat komisi yang cepat dibayar. Jadi tak perlu was-was dan deg-degan menunggu datangnya transferan... hehehe.... Ah sudahlah.

Ada pengalaman baru saat menulis tutorial ini, yaitu memasukkan tutorial ke html. Bener, saya sama sekali belum pernah melakukannya sebelumnya. Ini pun saya lakukan karena memang situs PhotoshopTutorials.ws menyediakan template html yang harus digunakan sebagai panduan oleh penulis. Setelah saya mencoba untuk melakukannya, ternyata gampang-gampang saja. Tidak ada masalah berarti. Dan setelah ini, saya akan berusaha menjual tutorial pada situs-situs lainnya, dan menjadikan ini sebagai salah satu pekerjaan baru saya.
Continue Reading...

Awal Mula Belajar Desain Grafis

Friday, March 4, 2011

Desain Grafis
Desain Grafis adalah bidang yang menarik. Mungkin saat ini sedang nge-trend fakultas DKV (Desain Komunikasi Visual) di kampus-kampus. Desain grafis sendiri adalah merupakan bagian dari desain komunikasi visual yang lebih mengkhususkan pada bidang pengolahan grafis untuk media cetak (percetakan) dan elektronik (misal desain web).

Saya punya cerita tentang saya sendiri, tentang bagaimana saya bisa tertarik untuk belajar desain grafis.

Secara alamiah, saya suka menggambar. Sejak kecil saya sudah memiliki hobi ini. pernah suatu ketika saya masih duduk di bangku SD, saya pernah berhasrat pengen jadi pelukis. Tapi komentar kakak saya melemahkan hasrat saya tersebut. Saya yang waktu itu cuma murid SD langsung bingung ketika diberi pertanyaan " Cita-cita kok jadi pelukis, lukisan itu kan belum tentu dibutuhkan orang, nanti kalau lukisan kamu belum laku, kamu gak punya duit dong? Trus pada saat kamu nunggu lukisan itu laku, kamu mau makan apa?" Saya sama sekali tak bisa menjawab apa-apa. Sejak saat itu saya jadi menganggap bahwa menggambar dan melukis itu cuma sebuah hobi. Saya seperti tidak mengenal diri saya sendiri. Tidak mengetahui harus menekuni bidang apa. Tidak menyadari bahwa seni rupa merupakan bidang yang harus saya tekuni. Tidak mengenali bahwa seni rupa merupakan potensi yang seharusnya dikembangkan pada diri saya. Saya menulis kaligrafi hanya untuk main-main saja. Menggambar juga demikian. Tak ada niat serius mengembangkannya. Tak ada poin yang tertarget pada bidang tersebut.

Walaupun saya tidak pernah kuliah, Saya pernah belajar bermacam-macam bidang ketrampilan selain desain grafis. Di antaranya elektronika di BLK Pati dan otomotif di EMC Informatika Pati. Dan masih ada bidang-bidang lain yang saya pelajari di luar lembaga formal. Misalnya menjahit pakaian yang saya pelajari pada penjahit pria di daerah saya. Elektronika yang saya pelajari sebelum belajar di BLK, saya belajar pada salah satu teman nongkrong, sebut saja Nap. Selain dari dia, pernah juga dari teman sekolah. Cetak sablon yang saya pelajari pada salah seorang tukang sablon di kota Pati. Servis komputer yang cuma saya pelajari beberapa hari. Saat itu saya sedang tidak mengenali diri sendiri. Jadi saya kesana-kesini, mencoba ini mencoba itu tak tahu apakah ini cocok atau tidak untuk saya. Apakah ini berguna ataukah cuma membuang waktu masa muda saja. Ya sebenarnya sih bukan membuang masa muda, lumayan tambah pengalaman.


Saya mengetahui kata "desain grafis" ketika saya sedang membaca tabloid remaja TREN, tabloid yang setahu saya sekarang sudah tidak ada. Tahun berapa saya lupa, kalau gak salah mungkin 2004, kurang lebih setahun setelah saya lulus SLTA (saya lulus tahun 2003 dari sebuah MA di bawah naungan pesantren YPRU Pati). Di sebuah pojok bawah salah satu halaman tabloid tersebut ada iklan lowongan di tabloid TREN sendiri. Dan posisi yang ditawarkan adalah desain grafis. Saya yang waktu itu tak tahu apa-apa tentang komputer sangat tidak memahami kata-kata selanjutnya yaitu menguasai software ... ... apa.., saya lupa. Maklum waktu saya sekolah dulu belum ada kurikulum TIK. Dan teman-teman saya yang bisa mengoperasikan komputer mereka belajar lewat lembaga kursus. Dan setahu saya mereka juga bisanya cuma mengetik waktu itu. Tapi walaupun saya tidak tahu apa-apa tentang tulisan di iklan lowongan tersebut, saya merasa cocok. Entah dari mana saya merasa cocok. Mungkin dari kata "desain", sehingga naluri saya otomatis nyambung. Ditambah pula sesuatu hal yang berhubungan dengan komputer terasa "keren", hehe .. Dan perasaan nyambung yang "gak jelas" itu tertanam dalam benak saya. Setelah itupun juga tak ada perkembangan berarti. Dan saya malah berpetualang mempelajari beberapa ketrampilan lewat kursus-kursus. Dan pertama kali saya pegang komputer itu di rumah teman, cuma coba-coba.

Akhirnya, di pertengahan tahun 2006 baru saya belajar komputer, bidang desain grafis. Saya mengikuti program pendidikan satu tahun di Kudus (waktu itu setahu saya di tempat tinggal saya (Pati) belum ada kursus desain grafis, paling-paling yang ada cuma untuk officer). Nama LPKnya Cahaya Nusantara Computer, dulu letaknya di dekat menara Kudus, tepatnya di Janggalan, tapi sekarang sudah pindah, maklum masih lembaga sederhana. Lembaga ini dipimpin oleh Pak Amin Ispriyo. Di sana saya belajar komputer dari awal, dari nol. Bahkan dari cara menghidupkan komputer yang sebelumnya saya tidak tahu. Lalu mempelajari Operating System Windows, yang saat itu kami mempelajari Windows 98 lalu windows XP, kemudian Office, setelah itu baru saya belajar Desain Grafis. Ketika masih mempelajari dasar-dasar komputer, saya dan teman-teman masih belajar bersama. Dan setelah itu kami mempelajari bidang masing-masing di kelas yang berbeda. Yang unik di sini adalah murid desain grafis cuma saya seorang. Sebenarnya ada murid lain, tapi dia tidak melanjutkan belajarnya. Saya tak tahu sebabnya, dia keluar begitu saja. Jadi tinggal saya sendiri. Dan keadaan ini membuat saya seperti les private saja, hehehe... Jadi lebih akrab sama gurunya, namanya Suprayitno. Bahkan guru saya itu saya panggil dengan sebutan "mas", bukan "pak". Setahu saya beliau sekolahnya cuma terpaut tiga tahun sebelum saya, jadi tak terlalu jauh. Tapi sayang sekali saat ini saya kehilangan kontak dengannya... :( Yang saya pelajari waktu itu adalah Corel DRAW 11, Adobe Photoshop 7, dan Auto CAD yang saya lupa versinya, kalau gak salah sih 2000 atau 2002 mungkin.

Cahaya Nusantara Computer 2006

Dalam foto di samping, saya yang pakai baju putih di tengah, teman yang disamping saya itu Nor Kholiq...

Dari awal saya belajar di sana, karena tempat tinggal saya yang lumayan agak sedikit jauh...:D Saya ditawari oleh Pak Amin untuk menginap saja di CNC. Saya mengambil kelas ekstensi yang jam pelajarannya pada hari jumat, sabtu dan minggu. Tapi setelah masa pendalaman bidang desain grafis, saya mengusulkan pada Mas Suprayitno untuk mengatur jadwal menjadi sabtu dan minggu saja. Berarti 2-3 hari setiap seminggu sekali, saya bebas bermain-main komputer di CNC. Bahkan saya tidur juga di dekat komputer bersama teman-teman saya, diantaranya Sam, Bahar, Kawit, juga Dhowi yang merupakan staf di CNC, dia saudara Pak Amin.

Di CNC, yang saya pelajari masih sangat dasar. Saya kemudian menambah ilmu dari buku-buku dan tentu saja internet. Dulu, sebelum saya punya koneksi internet sendiri, saya kuliah di Warnet University, hahaha...... Dengan modal flashdisk, saya men-download tutorial photoshop dari internet. Tanpa membaca panjang lebar saya mengumpulkan sebanyak-banyaknya di flashdisk. Baru setelah saya bawa pulang, saya baca di komputer saya. Maklum kalau terlalu lama dibaca di warnet, bisa kelamaan waktunya, dan bayarnya semakin mahal....:D

Ketika pertama kali waktu itu (tahun 2009) saya mengetikkan keyword "tutorial photoshop" di Google, link teratas mengajak saya menuju situs Ilmu Photoshop milik Mas Sigit Eko. Seingat saya tutorial yang pertama saya temukan di situs tersebut adalah membuat realistic photo object, maksudnya yaitu membuat object di dalam foto tersebut seolah-olah keluar dari kertas foto, seperti keadaan realistis. Tutorial yang ada di situs tersebut ditulis dengan kata-kata yang mudah dimengerti dan menyenangkan. Saya sangat suka. Banyak juga selingan guyonan di sana, menyenangkan. Biasanya di setiap tutorial banyak sekali komentar yang tertulis dari para pengunjung situs. Hanya saja Mas Sigit hanya menjawab komentar sekedarnya, jadi agak jarang ada pembicaraan atau diskusi di form komentar. Dan sayang sekali saat ini situs tersebut jarang diupdate. Mungkin saja pemiliknya sedang sibuk dengan pekerjaan offline-nya.


Situs lain yang saya gandrungi adalah Desain Digital. Situs ini juga merupakan tempat belajar saya. Pemiliknya bernama Mohammad Jeprie. Awalnya saya tahu situs ini karena Mas Jeprie berkomentar di Ilmu Photoshop dan meninggalkan jejak link ke situsnya. Saat itu Desain Digital masih biasa-biasa saja (awal-awal 2009). Tapi sekarang ini situs milik Mas Jeprie ini sudah sangat bagus. Situs ini tidak selalu menyajikan tutorial, tetapi juga menyajikan artikel tentang desain. artikel-artikelnya selalu berbobot. Selain itu disajikan juga posting kategori inspirasi yang diambil dari kumpulan karya dari artist dan designer lain. Sekarang rata-rata di setiap posting ada diskusi dan pembicaraan menarik oleh para pengunjung situs Desain Digital. Mas Jeprie sangat terbuka dalam menanggapi komentar, sehingga pengunjung akan merasa akrab dengan beliau.

Dan dari Desain Digital saya mengetahui situs tutorial Photoshop luar negeri yang berkualitas semacam PSD Tuts+, Photoshop Tutorials, Tutorial9, Design Instruct, juga PS Hero. Hingga saat menulis posting ini, saya masih perlu untuk belajar dari situs-situs tersebut. Dan seterusnya tetap belajar.
Continue Reading...

Pengalaman Menjadi Tim Kreatif Dokumentasi Video

Monday, January 3, 2011

cover DVDMenurut saya, Editing Video adalah sesuatu yang menantang. Bagaimana kita bisa membuat orang terpengaruh dengan video yang kita buat. Bagaimana kita bisa melihat orang-orang tertawa melihat kelucuan yang kita selipkan di video itu, dan sebagainya. Saya punya pengalaman tentang mengedit video.

Dan saat saya melakukannya maupun saat menulis posting ini, saya bukan seorang editor video profesional.
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 7 Desember 2010 yang bertepatan tanggal 1 Muharram 1432, di daerah tempat tinggal saya seperti biasanya diadakan pawai / karnaval. Acara tahunan tersebut diadakan dalam rangka menghormati leluhur kami yang mendirikan desa kami. Dalam acara tersebut tampil bermacam-macam aksi dari masing-masing peserta. Termasuk di dalamnya ada kurang lebih 11 Marching Band yang ikut beraksi.
Teman-teman saya yang menamakan diri "Laskar KI Wiro" tak ketinggalan ikut meramaikan kegiatan tersebut. Yang kemarin ini sudah periode ketiga kami mengikuti karnaval. Sebenarnya sih sudah empat kali, tapi baru tiga kali ini kami memakai nama Laskar Ki Wiro. Nama Laskar Ki Wiro sendiri diambil dari nama leluhur kami tersebut yang bernama Mbah Wiropadi. Dalam kesempatan kali ini kami menampilkan sesuatu yang bersifat kuno atau antik. Kalau di dalam dunia desain grafis ada istilah retro dan vintage. Maka kami menampilkan style vintage ala budaya Jawa. Penampilan dengan kostum kemeja khas Jawa bercorak garis-garis yang disebut "surjan" mewarnai penampilan kami. Sebenarnya lebih cocok jika dipadukan dengan blangkon, akan tetapi kami agak kesulitan mendapatkan blangkon dengan dana yang minim. Akhirnya kami ganti dengan kain yang diikatkan pada kepala dengan cara mengikat yang khas dan hampir menyerupai blangkon. Cukup bagus untuk alternatif. Untuk menunjang penampilan, kami menggunakan sepeda kuno yang biasa kami sebut dengan istilah sepeda unta. Kami mendapatkannya dari tetangga-tetangga kami yang meminjamkannya dengan sukarela. Untuk pengenal identitas, kami memasang spanduk banner hasil desain saya dengan motif grunge yang pada bagian tepinya saya beri hiasan dengan floral brush dengan Photoshop. Saya menjadikannya mirip dengan ukir-ukiran Jawa, atau paling tidak mirip batik. Saya juga menambahkan tulisan aksara Jawa yang berbunyi Laskar Ki Wiro. Akan tetapi saya tetap berusaha untuk menjadikan fokus pada tulisan huruf abjad dan tidak terganggu dengan penambahan ornamen-ornamen desain pendukung. Apalagi spanduk banner ini terlihat secara bergerak karena untuk karnaval (bukan spanduk yang ditempel diam di tempat). Jadi orang melihat akan tampak sekilas. Maka dari itu fokus harus tetap terjaga.
surjan
Di dalam acara ini, selain ikut andil dalam kepanitiaan, saya juga mempunyai bagian tugas sebagai Tim Kreatif. Yang bertugas meliputi dokumentasi video dan sebagainya. Yaitu sebagai editor video, desainer grafis, dan animator. Saya dibantu teman-teman saya yang lain yang bertugas sebagai cameraman yaitu Lunx dan juga Nap, photographernya adalah Zack dan juga Karya, dengan dibantu para additional cameramen dan additional photographer. Dan juga tentu saja semua anggota grup. Sama seperti saya, mereka pun bukan cameraman dan photographer profesional.
Sebenarnya tugas ini lumayan sulit bagi saya, karena saya bukan seorang animator yang baik, juga bukan editor video yang baik. Kemampuan saya lebih cenderung ke desain grafis karena memang bidang tersebut yang saya pelajari. Dan juga yang menambah sulit adalah dalam ketiga bidang ini (editing video, desain grafis, dan animasi) saya kerjakan sendiri. Berbeda dengan pengerjaan para profesional yang mana tiap bidang mempunyai pelaku sendiri-sendiri. Saat ini saya bahkan tak menguasai software Flash. Saya menggunakan Photoshop untuk membuat animasi gif yang sederhana, yang nantinya akan saya convert ke format video dan saya masukkan ke Ulead. Mungkin kedengaran tidak profesional, dan tidak praktis atau bagaimana. Tapi daripada saya mempelajari penggunaan software pembuat animasi, mungkin akan memakan waktu yang relatif lama. Lagipula animasi yang dibutuhkan hanyalah animasi sederhana sebagai pelengkap editing video saja. Ya, mau bagaimana lagi, teman-teman saya tak ada yang menguasai animasi. Jadi saya lakukan sendiri walaupun hanya sederhana dan saya tampilkan di awal video.
multiple job
Untuk semua itu saya harus memaksimalkan kreatifitas saya. Dan pengalaman editing video serupa tahun lalu, meskipun tahun lalu malah masih lebih sederhana lagi daripada sekarang, teman-teman saya pada suka. Ini membuat saya lebih semangat lagi saat ini. Jadi dalam hal ini senjata andalan saya adalah kreatifitas dalam mengolah data-data visual ini. Saya juga mencari inspirasi dari video-video karya orang lain, dan juga dari film-film yang berjenis movie. Dalam video yang sedang saya kerjakan ini saya menggunakan prinsip kerja bahwa video ini harus bisa membuat orang merasa terhibur, terutama untuk teman-teman anggota LKW. Jadi tak jarang saya memasukkan ide-ide lucu, gaya bercanda guyonan khas anak muda. Jadi tentu saja akan jauh dari citra serius, formal dan sebagainya. Tapi tetap saja saya akan berusaha membuat video ini tampak dikerjakan secara sungguh-sungguh. Dan untuk membuatnya tampak dikerjakan sungguh-sungguh, maka harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Kemarin sempat ada masalah sedikit. Tentang penggunaan handycam yang media penyimpanannya masih berupa cassette DV. Sedangkan saya tak mempunyai alat untuk membaca media cassette. Jadi mau tak mau kami harus ditransfer ke media lain. Dan kami membutuhkan bantuan orang lain untuk proses transfer ini. Terus terang kami merasa repot dan tidak praktis untuk masalah waktu..
Dalam Tim Kreatif, saya juga dibantu oleh salah satu teman saya, Nap. Teman saya ini membuat ilustrasi musik yang akan digunakan dalam editing video nantinya. Dia sangat berbakat di bidang musik, cuma kurang kesempatan saja. Selain berbakat di bidang musik, dia juga pintar elektronik. Dia mengurus perlengkapan audio yang saya gunakan untuk editing karena saya sampai saat posting ini saya tulis, saya tak mempunyai audio speaker untuk komputer saya. Saya biasanya cuma memakai earphone. Saat pembuatan ilustrasi musik, kami ada masalah lagi. Tak ada peralatan recording! Walaupun sempat membuat mic sederhana dari condenser yang dihubungkan dengan komputer. Tapi hasilnya tidak memuaskan. Akhirnya lagu yang direkam cuma dipakai di tengah-tengah video, di sela-sela video. Dan untuk lagu pembuka dan penutup, saya ambil dari Jamendo, dan untuk suara-suara pendukung, saya ambil dari TheFreeSoundProject.
pusing capek
Dan yang membuat saya pusing, tiba-tiba ada permintaan. Salah satu saudara teman saya Kukuh yang dari Sumatera, sebut saja si Kabayan, kebetulan dia sedang ada di sini. Dan ingin membawa copy VCD untuk dibawa kembali ke Sumatera. Jadi proses editing harus dipercepat supaya sudah jadi sebelum jadwal dia pulang ke habitatnya. Padahal di awal-awal saya sudah nyantai dalam mengerjakan video ini. Pada akhirnya saya terpaksa ngebut di akhir-akhir. Dan niat memperbaiki alat audio recording pun terpaksa dibatalkan. Rekaman musik pun cuma seadanya. Dan justru lagu-lagu dari Jamendo yang mendominasi daripada lagu buatan sendiri. Animasi pun cuma animasi pembuka sebelum video dimulai. Padahal sebenarnya ada rencana untuk membuat animasi pendukung untuk video.
Ya, meskipun sederhana. Tapi kami merasa semua ini adalah sangat istimewa.
Continue Reading...