Pengalaman Menjadi Tim Kreatif Dokumentasi Video

Monday, January 3, 2011

print this page
cover DVDMenurut saya, Editing Video adalah sesuatu yang menantang. Bagaimana kita bisa membuat orang terpengaruh dengan video yang kita buat. Bagaimana kita bisa melihat orang-orang tertawa melihat kelucuan yang kita selipkan di video itu, dan sebagainya. Saya punya pengalaman tentang mengedit video.

Dan saat saya melakukannya maupun saat menulis posting ini, saya bukan seorang editor video profesional.
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 7 Desember 2010 yang bertepatan tanggal 1 Muharram 1432, di daerah tempat tinggal saya seperti biasanya diadakan pawai / karnaval. Acara tahunan tersebut diadakan dalam rangka menghormati leluhur kami yang mendirikan desa kami. Dalam acara tersebut tampil bermacam-macam aksi dari masing-masing peserta. Termasuk di dalamnya ada kurang lebih 11 Marching Band yang ikut beraksi.
Teman-teman saya yang menamakan diri "Laskar KI Wiro" tak ketinggalan ikut meramaikan kegiatan tersebut. Yang kemarin ini sudah periode ketiga kami mengikuti karnaval. Sebenarnya sih sudah empat kali, tapi baru tiga kali ini kami memakai nama Laskar Ki Wiro. Nama Laskar Ki Wiro sendiri diambil dari nama leluhur kami tersebut yang bernama Mbah Wiropadi. Dalam kesempatan kali ini kami menampilkan sesuatu yang bersifat kuno atau antik. Kalau di dalam dunia desain grafis ada istilah retro dan vintage. Maka kami menampilkan style vintage ala budaya Jawa. Penampilan dengan kostum kemeja khas Jawa bercorak garis-garis yang disebut "surjan" mewarnai penampilan kami. Sebenarnya lebih cocok jika dipadukan dengan blangkon, akan tetapi kami agak kesulitan mendapatkan blangkon dengan dana yang minim. Akhirnya kami ganti dengan kain yang diikatkan pada kepala dengan cara mengikat yang khas dan hampir menyerupai blangkon. Cukup bagus untuk alternatif. Untuk menunjang penampilan, kami menggunakan sepeda kuno yang biasa kami sebut dengan istilah sepeda unta. Kami mendapatkannya dari tetangga-tetangga kami yang meminjamkannya dengan sukarela. Untuk pengenal identitas, kami memasang spanduk banner hasil desain saya dengan motif grunge yang pada bagian tepinya saya beri hiasan dengan floral brush dengan Photoshop. Saya menjadikannya mirip dengan ukir-ukiran Jawa, atau paling tidak mirip batik. Saya juga menambahkan tulisan aksara Jawa yang berbunyi Laskar Ki Wiro. Akan tetapi saya tetap berusaha untuk menjadikan fokus pada tulisan huruf abjad dan tidak terganggu dengan penambahan ornamen-ornamen desain pendukung. Apalagi spanduk banner ini terlihat secara bergerak karena untuk karnaval (bukan spanduk yang ditempel diam di tempat). Jadi orang melihat akan tampak sekilas. Maka dari itu fokus harus tetap terjaga.
surjan
Di dalam acara ini, selain ikut andil dalam kepanitiaan, saya juga mempunyai bagian tugas sebagai Tim Kreatif. Yang bertugas meliputi dokumentasi video dan sebagainya. Yaitu sebagai editor video, desainer grafis, dan animator. Saya dibantu teman-teman saya yang lain yang bertugas sebagai cameraman yaitu Lunx dan juga Nap, photographernya adalah Zack dan juga Karya, dengan dibantu para additional cameramen dan additional photographer. Dan juga tentu saja semua anggota grup. Sama seperti saya, mereka pun bukan cameraman dan photographer profesional.
Sebenarnya tugas ini lumayan sulit bagi saya, karena saya bukan seorang animator yang baik, juga bukan editor video yang baik. Kemampuan saya lebih cenderung ke desain grafis karena memang bidang tersebut yang saya pelajari. Dan juga yang menambah sulit adalah dalam ketiga bidang ini (editing video, desain grafis, dan animasi) saya kerjakan sendiri. Berbeda dengan pengerjaan para profesional yang mana tiap bidang mempunyai pelaku sendiri-sendiri. Saat ini saya bahkan tak menguasai software Flash. Saya menggunakan Photoshop untuk membuat animasi gif yang sederhana, yang nantinya akan saya convert ke format video dan saya masukkan ke Ulead. Mungkin kedengaran tidak profesional, dan tidak praktis atau bagaimana. Tapi daripada saya mempelajari penggunaan software pembuat animasi, mungkin akan memakan waktu yang relatif lama. Lagipula animasi yang dibutuhkan hanyalah animasi sederhana sebagai pelengkap editing video saja. Ya, mau bagaimana lagi, teman-teman saya tak ada yang menguasai animasi. Jadi saya lakukan sendiri walaupun hanya sederhana dan saya tampilkan di awal video.
multiple job
Untuk semua itu saya harus memaksimalkan kreatifitas saya. Dan pengalaman editing video serupa tahun lalu, meskipun tahun lalu malah masih lebih sederhana lagi daripada sekarang, teman-teman saya pada suka. Ini membuat saya lebih semangat lagi saat ini. Jadi dalam hal ini senjata andalan saya adalah kreatifitas dalam mengolah data-data visual ini. Saya juga mencari inspirasi dari video-video karya orang lain, dan juga dari film-film yang berjenis movie. Dalam video yang sedang saya kerjakan ini saya menggunakan prinsip kerja bahwa video ini harus bisa membuat orang merasa terhibur, terutama untuk teman-teman anggota LKW. Jadi tak jarang saya memasukkan ide-ide lucu, gaya bercanda guyonan khas anak muda. Jadi tentu saja akan jauh dari citra serius, formal dan sebagainya. Tapi tetap saja saya akan berusaha membuat video ini tampak dikerjakan secara sungguh-sungguh. Dan untuk membuatnya tampak dikerjakan sungguh-sungguh, maka harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Kemarin sempat ada masalah sedikit. Tentang penggunaan handycam yang media penyimpanannya masih berupa cassette DV. Sedangkan saya tak mempunyai alat untuk membaca media cassette. Jadi mau tak mau kami harus ditransfer ke media lain. Dan kami membutuhkan bantuan orang lain untuk proses transfer ini. Terus terang kami merasa repot dan tidak praktis untuk masalah waktu..
Dalam Tim Kreatif, saya juga dibantu oleh salah satu teman saya, Nap. Teman saya ini membuat ilustrasi musik yang akan digunakan dalam editing video nantinya. Dia sangat berbakat di bidang musik, cuma kurang kesempatan saja. Selain berbakat di bidang musik, dia juga pintar elektronik. Dia mengurus perlengkapan audio yang saya gunakan untuk editing karena saya sampai saat posting ini saya tulis, saya tak mempunyai audio speaker untuk komputer saya. Saya biasanya cuma memakai earphone. Saat pembuatan ilustrasi musik, kami ada masalah lagi. Tak ada peralatan recording! Walaupun sempat membuat mic sederhana dari condenser yang dihubungkan dengan komputer. Tapi hasilnya tidak memuaskan. Akhirnya lagu yang direkam cuma dipakai di tengah-tengah video, di sela-sela video. Dan untuk lagu pembuka dan penutup, saya ambil dari Jamendo, dan untuk suara-suara pendukung, saya ambil dari TheFreeSoundProject.
pusing capek
Dan yang membuat saya pusing, tiba-tiba ada permintaan. Salah satu saudara teman saya Kukuh yang dari Sumatera, sebut saja si Kabayan, kebetulan dia sedang ada di sini. Dan ingin membawa copy VCD untuk dibawa kembali ke Sumatera. Jadi proses editing harus dipercepat supaya sudah jadi sebelum jadwal dia pulang ke habitatnya. Padahal di awal-awal saya sudah nyantai dalam mengerjakan video ini. Pada akhirnya saya terpaksa ngebut di akhir-akhir. Dan niat memperbaiki alat audio recording pun terpaksa dibatalkan. Rekaman musik pun cuma seadanya. Dan justru lagu-lagu dari Jamendo yang mendominasi daripada lagu buatan sendiri. Animasi pun cuma animasi pembuka sebelum video dimulai. Padahal sebenarnya ada rencana untuk membuat animasi pendukung untuk video.
Ya, meskipun sederhana. Tapi kami merasa semua ini adalah sangat istimewa.

1 comments:

  1. dlm video editing, smakin brhasrat untuk perfeksionis smakin banyak yg terkuras baik pikiran maupun waktu

    ReplyDelete